HUKUM MERAYAKAN MAULID ?????
Di dalam fatwa-fatwa Al Hafiz As Sayuti rahimah Ullah, di dalam bab "walimah"
(memberi jamuan) bahwa ia telah ditanya tentang merayakan Maulid Nabi s.a.w. di dalam bulan Rabi'ul Awwal,
(memberi jamuan) bahwa ia telah ditanya tentang merayakan Maulid Nabi s.a.w. di dalam bulan Rabi'ul Awwal,
Apa hukumnya daripada syara'?
Dan adakah didapati pahala oleh orang yang melakukannya atau tidak? Dijawab oleh As Sayuti,
"Pada pendapatku bahwa cara merayakan Maulid Nabi s.a.w. itu ialah orang-orang berkumpul beramai-ramai dan membaca sedikit daripada ayat Quran dan menceritakan kisah-kisah berkenaan Maulid s.a.w. perkara-perkara yang luar biasa (mu'jizat) yang terjadi pada masa Nabi s.a.w dizahirkan dan kemudian mengeluarkan makanan untuk dimakan oleh orang ramai tadi dan selepas itu mereka pun bersurailah dengan tidak mengerjakan apa-apa lain daripada yang tersebut itu."
HIKAYATNYA:
Telah dihikayatkan bahwa pada zaman Amirul mu'minin Harun Ar Rasyid bahwa ada seorang muda di dalam bandar Basrah yang terlalu pemboros dan buruk perangai dan ahli-ahli negeri itu telah memandang kepadanya dengan pandangan yang hina dengan sebab perbuatan dan perangainya yang buruk itu. Tetapi pemuda ini, apabila sampai bulan Rabiul Awwal maka ia telah membasuh pakaian-pakaiannya dan berwangi-wangi serta berhias dan mengadakan jamuan dan pula ia telah meminta dibacakan kisah Maulid Nabi s.a.w. di dalam jamuan itu, maka ia tetaplah mengerjakan seperti itu tiap-tiap tahun selama beberapa tahun.
Kemudian apabila ia mati maka penduduk-penduduk negeri itu telah mendengar suatu teriakan berkata:
"Datanglah wahai ahli Basrah dan saksikanlah jenazah seorang
Wali Allah Ta'ala karena dia itu mulia di sisi Allah."
"Pada pendapatku bahwa cara merayakan Maulid Nabi s.a.w. itu ialah orang-orang berkumpul beramai-ramai dan membaca sedikit daripada ayat Quran dan menceritakan kisah-kisah berkenaan Maulid s.a.w. perkara-perkara yang luar biasa (mu'jizat) yang terjadi pada masa Nabi s.a.w dizahirkan dan kemudian mengeluarkan makanan untuk dimakan oleh orang ramai tadi dan selepas itu mereka pun bersurailah dengan tidak mengerjakan apa-apa lain daripada yang tersebut itu."
HIKAYATNYA:
Telah dihikayatkan bahwa pada zaman Amirul mu'minin Harun Ar Rasyid bahwa ada seorang muda di dalam bandar Basrah yang terlalu pemboros dan buruk perangai dan ahli-ahli negeri itu telah memandang kepadanya dengan pandangan yang hina dengan sebab perbuatan dan perangainya yang buruk itu. Tetapi pemuda ini, apabila sampai bulan Rabiul Awwal maka ia telah membasuh pakaian-pakaiannya dan berwangi-wangi serta berhias dan mengadakan jamuan dan pula ia telah meminta dibacakan kisah Maulid Nabi s.a.w. di dalam jamuan itu, maka ia tetaplah mengerjakan seperti itu tiap-tiap tahun selama beberapa tahun.
Kemudian apabila ia mati maka penduduk-penduduk negeri itu telah mendengar suatu teriakan berkata:
"Datanglah wahai ahli Basrah dan saksikanlah jenazah seorang
Wali Allah Ta'ala karena dia itu mulia di sisi Allah."
Maka orang-orang Basrah pun datanglah kepada jenazahnya dan mengebumikannya, kemudian mereka telah melihatnya didalam mimpi bahwa ia sedang bersiar-siar dengan pakaian dan perhiasan ahli Surga, yaitu ‘sondosen wastabraq’, lalu ia telah ditanya,
"Sebab apa engkau telah menerima kelebihan besar ini?"
Jawab pemuda itu: "Sebab aku membesarkan Maulid Nabi s.a.w."
"Sebab apa engkau telah menerima kelebihan besar ini?"
Jawab pemuda itu: "Sebab aku membesarkan Maulid Nabi s.a.w."
3 comments:
salam maulidur rasul roomate..
( skg aku percaya, kau memang BETUL-BETUL CIKGU ) wakakaa
kakahkhak...mcm ustazah kan????hahhaha..sepohon kayuuuu....
hahaha. tukar gmbr profile ni ha, bru la sepohon kayu ke, sedahan ranting ke sepokok akar ke.haha
Post a Comment